Manajemen RS Pancaitana Minta Maaf, Dirut: Ini Miskomunikasi, Dewan Beri Atensi Semua RS

PILARMEDIA.ID, BONE — Manajemen RS Datu Pancaitana Bone meminta maaf ke publik atas peristiwa yang menimpa warga Sinjai, Asdar yang membonceng jasad bayinya karena tak mampu membayar sewa ambulans.

Direktur RS Pancaitana, dr Syamsiar mengaku menyesal dengan adanya kejadian ini. “Permohonan maaf kami kepada keluarga korban. Saya juga sudah utus tim kemarin melayat ke rumah duka. Kejadian ini murni karena adanya miskomunikasi,” katanya usai Rapat di DPRD Bone, Rabu (2/2/2022).

Kata dia, kedepannya pihaknya akan melakukan pembenahan, dan tidak boleh lagi supir yang mengeksekusi. “Jadi keluarga pasien nantinya tidak boleh lagi berhubungan langsung dengan supir soal pembayaran. Tetapi harus melalui manajemen,” tambah mantan Kepala Puskesmas Watampone itu.

Memang saat rapat dengan DPRD Bone, seluruh perwakilan rumah sakit hadir. Selain membahas soal realisasi anggaran RS, ditekankan juga dengan isu-isu yang berkembang seputaran RS.

Ketua Komisi IV DPRD Bone, dr Andi Ryad Baso Padjalangi meminta agar segera dilakukan evaluasi menyeluruh. Ia tidak ingin kejadian warga membonceng jasad bayi karena tidak mampu membayar biaya ambulans, terulang.

“Yang perlu ke depan adalah pembenahan manajemen. Bayangkan karena kejadian ini, gubernur sampai minta maaf. Ini juga berlaku untuk semua RS dan Puskesmas. Bukan hanya Pancaitana,” ucapnya.

Berulang kali politisi golkar itu menegaskan soal kejadian ini bukan pada persoalan suka atau tidak suka. Dan berujung kepada pemecatan sopir ambulans.

“Kami ini bukan keluarga dari sopir tersebut. Tetapi perlu pertimbangan juga untuk dia. Kalau bisa jangan sampai di pecat,” tambahnya.

Sekadar diketahui, warga Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai Timur, Asdar terpaksa membonceng jasad bayinya karena tak mampu membayar sewa ambulans di RS Pancaitana.

“Anak saya ini lahir prematur di RSUD Sinjai, namun dirujuk ke RS Datu Pancaitana Kabupaten Bone. Sempat mendapat pertolongan tetapi Allah berkehendak lain, anak saya meninggal dunia,” kata Asdar kemarin.

Asdar mengaku, saat bayinya dinyatakan meninggal, sudah meminta pihak rumah sakit untuk memberinya keringanan sewa ambulance. Pihak rumah sakit kata dia tetap mematok biaya Rp700 ribu. Sementara uang dikantongnya hanya Rp600 ribu.

“Saya minta tarifnya dikurangi. Kata pihak rumah sakit biayanya tidak cukup, terpaksa jasad bayi saya bawa pulang menggunakan motor,” tukasnya.

Dari pengakuan Asdar, dia membawa pulang jasad bayinya menggunakan motor ditemani oleh saudaranya dari Rumah Sakit Pancaitana Bone ke kediamannya pada pukul 21.00 malam dan tiba pada pukul 22.30 Wita, Minggu 30 Januari 2022. (just)