banner 728x250
Wajo  

DBR Pastikan Pesan Whatsapp Soal Hasil Survei Adalah Hoax, AGM: AR Rahman Sudah Unggul 19%

Foto: Screenshot pesan Whatsapp berisikan narasi Hoax dan fitnah

WAJO – Calon Wakil Bupati Wajo, dr. Baso Rahmanuddin membantah pesan berantai Whatsapp yang mengatasnamakan DBR.

Pesan berantai tersebut menyatakan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Wajo, Andi Rosman dan dr. Baso Rahmanuddin (AR Rahman) tertinggal 13.6% dalam hasil survei Pilkada Wajo 2024.

DBR saat dikonfirmasi dengan tegas membatah di hadapan sejumlah awak media, Sabtu (16/11/2024).

“Saat ini AR Rahman fokus dalam kegiatan kampanye. Saya juga tidak pernah menulis pesan Whatssapp tentang hasil survei. Saya dapat memastikan apa yang beredar di pesan Whatsapp adalah fitnah dan Hoax,” kata DBR akromin dari dr. Baso Rahmanuddin.

Sementara Koordinator Divisi Media dan Juru Bicara AR Rahman, Andi Gusti Makkarooda mengatakan, sesungguhnya pesan Whatsapp yang beredar saat ini adalah bukan dari DBR ataupun dari tim AR Rahman.

Oknum yang menyebar informasi bohong atau hoax ke masyarakat merupakan suatu bentuk kepanikan dalam melihat hasil survei real yang ada saat ini, dimana pasangan AR Rahman masih unggul jauh dari paslon lain.

“Menebar informasi bohong atau hoax adalah pidana sekaligus bentuk kepanikan. Orang yang menyebarkan informasi bohong biasanya mempunyai tujuan untuk membolak balikkan fakta,” ujar Andi Gusti

Fakta sesungguhnya, Ar Rahmam telah unggul sejak dari deklarasi paslon di Makassar dan masih unggul hingga saat ini dari hasil survei yang dilaksanakan lembaga survei nasional, baik oleh PRC, SMRC atau pun SRC.

“Hasil survei terakhir di awal bulan November, Ar Rahman leading atau menang diatas 19%,” jelasnya

Saat ini, kata Andi Gusti, Tim hukum AR Rahman masih menyiapkan laporan ke Bawaslu dan ke Polisi atas pembuatan dan penyebaran informasi palsu yang mengatasnamakan DBR dan tim Ar Rahman.

“Semoga pihak kepolisian nantinya segera menangkap pihak-pihak yang membuat dan menyesatkan masyarakat dengan informasi dan data-data palsu,” pungkasnya