PILARMEDIA.ID, BONE – Semangat kemerdekaan bisa lahir dari siapa saja, bahkan dari seorang anak kecil. Hal itu dibuktikan oleh Inna Mutmainnah, siswi kelas 2 SDN 51 Abbanuang, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, yang sukses melahirkan karya video bertema “Kemerdekaan Indonesia” berkolaborasi dengan kanal YouTube KAMIZAMA.
Yang membuat karya ini istimewa, Inna tidak hanya menyampaikan pesan cinta tanah air, tetapi juga berhasil menggandeng Wakil Bupati Bone, Dr. H. Andi Akmal Pasluddin, S.P., M.M., bersama sejumlah pegiat seni dan budaya lokal. Kolaborasi tersebut menjadikan video ini sarat makna sekaligus mengangkat potensi kreatif generasi muda Bone.
Wakil Bupati Bone, Andi Akmal Pasluddin, yang turut tampil dalam video tersebut, mengaku bangga dengan inisiatif kreatif yang lahir dari seorang siswi sekolah dasar.
“Saya merasa terhormat bisa ikut serta dalam karya ini. Kreativitas Inna menjadi bukti bahwa semangat kemerdekaan tidak hanya dimiliki oleh orang dewasa, tetapi juga bisa lahir dari anak-anak kita. Dari Bone, kita ingin menunjukkan ke Indonesia bahwa generasi muda siap menjaga budaya, menghormati sejarah, sekaligus berani tampil dengan ide-ide segar,” ungkap Wabup Andi Akmal
Video yang diarahkan Muhajirocka dan diproduseri Wawan Hirawan ini memadukan unsur perjuangan dan kebanggaan terhadap budaya lokal. Musik pengiringnya pun diramu dengan unik, menggabungkan instrumen tradisional dan sentuhan modern. Perpaduan ini menghadirkan kesan segar, namun tetap berakar pada kekayaan budaya bangsa.
Proses pengambilan gambar dilakukan di beberapa lokasi ikonik Kabupaten Bone, seperti Goa Mampu, Patung Arung Palakka, dan Taman Pahlawan. Pemilihan lokasi ini tidak hanya menambah nilai artistik, tetapi juga menegaskan pesan nasionalisme dengan menampilkan jejak sejarah dan budaya daerah.
Menurut Wawan Hirawan, karya ini adalah bentuk ekspresi kreatif generasi muda yang tetap berpijak pada akar budaya.
“Lewat video ini kami ingin menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan bisa diekspresikan dengan cara yang kreatif, tanpa harus meninggalkan akar budaya. Inna adalah bukti bahwa anak-anak kita punya potensi besar bila diberi ruang dan dukungan,” ujarnya.
Ia menambahkan, Goa Mampu dipilih sebagai salah satu lokasi syuting karena nilai historis dan mitos yang melekat padanya. Goa ini dikenal dengan legenda rakyat tentang kutukan kerajaan yang membatu, dengan stalaktit dan stalagmit menyerupai manusia serta hewan.
“Goa Mampu bukan hanya indah, tetapi juga menyimpan nilai sejarah dan budaya yang patut terus dikenalkan pada generasi muda,” kata Wawan.
Karya ini melibatkan sejumlah nama, mulai dari Inna Mutmainnah, Wawan Hirawan, Andi Akmal Pasluddin, Niar, Irman MJB, hingga Dandi MJB. Sementara itu, Munsir Usman dan Eka Priska dipercaya menangani wardrobe dan tata rias, dengan Arifandi sebagai penata cahaya.
Banyak pihak juga ikut mendukung, di antaranya AA Rumah Pengantin, Uphyntw Collection, Menyusuri Jejak Budaya, Bibu Kidoz, Agung Putra Setiawan, Iwan, Jerry, Adhe, Melia, hingga Via. Dukungan tersebut memperkuat kualitas video sekaligus memperlihatkan kolaborasi nyata lintas komunitas.
Yang membuat karya ini eksklusif adalah pesan moral yang datang dari seorang anak kelas 2 SD. Inna Mutmainnah menjadi simbol bahwa semangat kemerdekaan tidak mengenal usia. Kreativitasnya berhasil mempersatukan seniman, pejabat daerah, dan komunitas budaya dalam satu karya yang beresonansi dengan masyarakat luas.
Dengan keberanian dan dukungan berbagai pihak, Inna menunjukkan bahwa Bone bukan hanya kaya sejarah, tetapi juga memiliki generasi muda yang berani melangkah ke depan, mengemas pesan kemerdekaan dalam bahasa kreatif yang dapat dinikmati siapa saja. (Ril/za)*