PILARMEDIA.ID, BONE — Alumni dan orang tua santri pondok pesantren (ponpes) Darul Huffadh Tuju-Tuju Bone heram atas tuduhan keterkaitan ISIS.
Pondok Pesantren Darul Huffadh yang beralamat di Dusun 77, Desa Tarasu, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone, Sulsel sejak dulu dikenal dengan baik.
Darul Huffadh didirikan pada 7 Agustus 1975 oleh KH Lanre Said. Ponpes ini telah berusia 45 tahun. Santrinya berdatangan dari berbagai penjuru daerah. Sumatera, Jawa, Kalimantan. Bahkan Malaysia.
Para santri hanya dituntut belajar dan menghafal al Quran tanpa dipungut biaya. Bahkan Pesantren ini tidak memiliki dana bantuan Internasional. Pondok tidak menerima apapun dalam bentuk sumbangan, hanya menerima dalam bentuk sedekah yang tidak bersyarat.
Berdiri di atas semua golongan dengan artian, pondok tidak berkiblat pada salah satu golongan apapun.
Terdapat pelajaran yang dikolaborasikan dengan pelajari umum semisal Bahasa Indonesia, Kimia, Fisika dan lainnya, namun identik kepesantrenan tetap melekat dalam setiap pembelajaran. Pesantren Tuju-tuju, juga menggunakan dua bahasa dalam keseharian yakni, bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Salah seorang orang tua santri Ponpes 77 Bone, Andi Apti Aspriandy mengaku heran dengan tuduhan yang tidak berdasar itu. “Saya selaku orang tua santriwati merasa heran. Karena jauh sebelum saya memasukkan putri saya mondok di sana saya sudah mengetahui bagaimana proses pembelajaran di sana,” katanya Sabtu (29/1/2022).
Kata pemeran utama film layar lebar Mappalisu Sumange, di sana santri diajar untuk memaknai hidup. Begitu pula dari dulu pesantren 77 adalah pesantren non profit. “Di sana diajarkan santri untuk hidup sederhana agar kelak santri dapat memahami konsep syukur secara mendalam,” tambahnya.
Mantra Bumi sapaan karibnya menambahkan bahwa, dirinya juga sempat sharing dengan putrinya pada saat dia libur semester tentang apa yang dia pelajari di pesantren.
“Anak saya bercerita, di sana diajarkan Alquran, hadist, akhlak, serta di sana mereka diajarkan bagaimana menjadi manusia yang manusiawi. Juga diajarkan kurikulum pendidikan umum dan ekstrakurikuler seperti pramuka, silat dan masih banyak lagi. Jadi saya selaku orang tua santri sampai saat ini tidak percaya jika pesantren 77 bone itu bagian dari ISIS,” Jelasnya.
Sekadar diketahui, berdasarkan sebaran dengan cap Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) terdapat beberapa pesantren afiliasi ISIS di Indonesia.
Khusus di Sulawesi ada 20 pondok pesantren. Salah satunya disebut Ponpes 77 Bone. Juga ada beberapa Ponpes lainnya di Sulsel, diantaranya Al Ridho Sudiang, Hidayatullah BTP, Wahdah Islamiyah, Al Birr Unismuh, juga ada Maiwa Enrekang. (just)